Penyakit Sombong Itu Seperti Bau Badan


Orang yang punya masalah bau badan (BB) seringkali tidak sadar kalau dirinya punya BB. Dia bisa tenang-tenang saja, sementara orang-orang di sekitarnya kena baunya. Tentunya sangat tidak enak dekat orang BB, tapi kita ‘kan tidak mungkin berhenti bernapas.

Orang sombong juga sama. Seringkali ia tidak merasa dirinya sombong. Dia santai-santai saja dengan kesombongannya, sementara orang di kiri-kanannya muak menghadapi 'BB’nya.

Tentunya, bau badan ada penyebabnya. Tidak ada bayi yang lahir dengan BB. Penyebabnya bisa macam-macam. Misalnya, jarang mandi, jorok, karena makanan yang dikonsumsi, atau bisa juga karena suatu penyakit. Orang sombong pun juga pasti ada penyebabnya. Misalnya, dia takut ditolak oleh orang lain karena apa yang ditampilkan atau dilakukannya dirasa kurang baik atau tidak sebaik yang diharapkannya. Sehingga supaya diterima oleh orang lain atau suatu lingkungan, dia harus sedikit membual, menyombongkan, dan membesarkan dirinya. Tanpa disadarinya, tindakan itu justru membuat orang menjauh, persis seperti BB.

Orang yang punya bau badan tidak sedap perlu menggunakan deodoran supaya tubuhnya tidak bau meskipun banyak beraktifitas seharian. Tapi dia harus mau sedikit rendah hati untuk mengakui bahwa dirinya punya BB yang tidak enak, dan mau menerima saran untuk memakai deodoran. Kalau dia gengsi dan malu untuk mengaku, maka BB akan terus ada dan orang-orang pun tidak akan suka mendekat. Demikian pula orang yang sombong harus mau rendah hati untuk mengakui kesombongannya. Ketika dia mau merendahkan hatinya dan mau 'memakai deodoran', lama kelamaan BBnya akan hilang dan orang pun tidak segan-segan mendekat.

Sebagai tindakan awal, sudah cukup bila ada kerendahan hati untuk mengakui bahwa dirinya punya BB. Selanjutnya, untuk membeli dan memakai deodoran, itu kembali lagi ke pilihan: Mau tetap punya BB atau jadi wangi?  (VP/indrigautama.org)