Antara Wrangler dan Strangler


Di Universitas Wisconsin terdapat kelompok brilian yang dibentuk oleh mahasiswa yang memiliki talenta tinggi dalam tulis-menulis. Mereka adalah para penulis puisi, novel dan essay. Mereka memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang luar biasa. Anak-anak muda yang punya masa depan cerah ini memiliki jadwal pertemuan secara teratur. Agendanya adalah saling mengritik. Di dalam pertemuan ini mereka biasa mengritik karya orang lain dengan tajam. Mereka berusaha menguliti karya orang lain tanpa ampun. Pertemuan itu menjadi "arena pembantaian" karya-karya sastra. Ada semacam kebangga pribadi jika bisa menjatuhkan karya orang lain. Klub ekslusif ini dinamakan "Strangler" alias "Pencekik".

Di kampus yang sama, juga terdapat kelompok yang anggotanya adalah para mahasisiwi yang juga punya talenta besar di bidang tulis-menulis. Organisasi ini menjadi semacam pesaing dari Stranglers. Itulah sebabnya, nama kelompok ini pun sengaja dibikin mirip, yakni "Wranglers" alias "Pendebat." Mereka juga saling membaca karya anggota lain. Namun terdapat perbedaan besar di antara dua kelompok. Kritik yang dilontarkan oleh kelompok wanita ini lebih lunak, positif dan memberi dorongan semangat. Bahkan kadangkala tidak ada kritik sama sekali. Karya yang paling jelek sekalipun tidak pernah dikecam, tetapi diberi saran untuk perbaikannya.

Dua puluh tahun kemudian, seorang alumnus universitas ini mengadakan penelitian karier yang dicapai oleh teman seangkatannya. Dia menemukan perbedaan prestasi antara kelompok Strangler dan Wrangler. Di antara anggota kelompok Strangler tidak satu pun yang berhasil menjadi penulis yang sukses. Sedangkan di antara kelompok Wrangler, ada enam orang yang menjadi penulis sukses, beberapa orang di antara adalah penulis ternama seperti Marjorie Kinnan Rawlings, yang menulis "The Yearling".

Talenta yang dimiliki oleh anggota di antara kedua kelompok ini hampir sama. Ilmu yang diajarkan juga tidak berbeda. Perbedaanya, mahasiswa di dalam kelompok Strangler saling "mencekik", tapi para mahasiswi di kelompok Wrangler memilih untuk saling mendorong.

(Sumber: Purnawan Kristanto/kisah-inspiratif.blogspot.com)