Tujuh Dusta Pornografi


Dusta 1
“Aku tidak akan pernah bebas dari kecanduan pornografi dan dosa seks yang kualami sekarang”
Kebenaran: Yesus telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia, sehingga kita bisa bebas dari dosa apapun yang membelenggu kita. Yesus mampu memberikan kebebasan dan hidup baru dalam kekudusan (2 Korintus 5:17). Seburuk apapun dosa kita, Yesus memiliki pengampunan dan Dia mampu menyucikan kita. Darah-Nyalah yang telah membasuh dosa kita. Ada harapan dalam Yesus.

Dusta 2
“Aku tidak bisa hidup tanpa pornografi dan dosa seks”
Kebenaran: Iblis akan selalu berusaha meyakinkan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa dosa yang mengikat kita sekarang. Kebenarannya adalah dosa membuat hidup rohani kita mati. Hidup yang sesungguhnya dimulai justru ketika kita bebas dari dosa. Kita bisa hidup tanpa dosa! Memulai kehidupan seksual yang murni dalam Tuhan akan membuat hidup kita indah. Seks adalah hadiah dari Tuhan bagi pasangan suami-istri, bukan untuk ‘siapa saja’. Tantangan bagi kita yang belum menikah adalah menunggu dalam kekudusan.

Dusta 3
“Tuhan tidak akan mau menerima aku karena aku sudah sering jatuh dalam dosa”
Kebenaran: spesialisasi iblis adalah hal tuduhan, intimidasi, dan keputusasaan. Ketika dia menarik kita ke dalam dosa, dia akan menyatakan bahwa kita tidak akan pernah bebas. Dia juga mengatakan bahwa kita tidak akan mampu menyenangkan hati Tuhan. Kebenarannya, Yesus telah mati supaya kita diperdamaikan dengan Bapa dan Tuhan tidak akan pernah menolak kita kalau kita mau bertobat sunggunh-sungguh. Justru saat kita bertobat dan dibebaskan, kita bisa menjadi kesaksian hidup yang bisa menolong orang lain yang mengalami kejatuhan yang sama.

Dusta 4
”Pornografi tidak akan menyakiti siapapun”
Kebenaran: Pornografi merusak penikmatnya. Amsal 6:27 mengatakan, “Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya?”, jawabannya ialah tidak! Pornografi akan membuat kita terbakar oleh nafsu yang bisa membawa kita ke berbagai kehancuran dalam segi kehidupan kita. Malah bukan hanya diri sendiri yang akan hancur, orang lain yang mengasihi kita juga akan hancur hati karena hal ini. Seseorang yang pasangannya terlibat pornografi akan kehilangan kepercayaan terhadap pasangannya tersebut dan akan sangat kesulitan untuk membangun kepercayaan itu kembali.

Dusta 5
“Menikah bisa menghentikan kecanduan pornografi”
Kebenaran: Pernikahan malah bisa membuat kecanduan pornografi semakin parah serta bisa merusak kehidupan seksual dalam pernikahan. Alasan utamanya adalah adanya keterikatan terhadap gambar porno dan masturbasi/onani. Kehidupan seksual dalam pernikahan yang sebenarnya dirancang oleh Tuhan sebagai sesuatu yang indah dan berdasarkan cinta untuk dinikmati bersama suami/istri. Nafsu yang tercipta dalam pornografi dan cinta adalah 2 hal yang berbeda. Seorang pecandu pornografi harus berhenti total dari kecanduannya sebelum menikah.

Dusta 6
“Tuhan tidak peduli dengan apa yang kulakukan terhadap tubuhku”
Kebenaran: Tuhan sangat peduli terhadap apapun yang kita lakukan kepada tubuh kita, karena tubuh kita adalah bait-Nya. 1 Korintus 6:12-20 menjelaskan secara spesifik tentang fungsi tubuh dalam hubungannya dengan seksualitas. Seks akan menyatukan kita secara spiritual dengan orang yang berhubungan seks dengan kita. Melakukan dosa seks merupakan pencemaran terhadap kemuliaan Tuhan atas diri kita.

Dusta 7
“Tubuhku tidak cukup baik untuk aktivitas seksual”
Kebenaran: Pornografi mampu membuat orang merasa bahwa dirinya tidak mampu memberikan yang terbaik bagi pasangannya secara seksual. Pornografi juga menghilangkan ke-alamiah-an dari hubungan normal suami istri. Dalam pornografi ada pesan-pesan seperti “ukuran sangat penting” dan lainnya. Karena itulah orang-orang yang terpengaruh pesan tersebut mulai melakukan operasi pembesaran alat vital atau payudara, menggunakan viagra (obat kuat) atau pergi ke tempat-tempat tertentu yang menjanjikan kemampuan seksual yang lebih besar. Padahal jika menyangkut kemampuan seksual, manusia bisa 100% mempercayai Tuhan yang telah memberi segala yang dibutuhkannya untuk bisa menikmati hubungan seksual dengan pasangannya. Tuhan juga mampu membuat kita mengatasi semua ketakutan yang berhubungan dengan seksualitas, supaya seks yang kudus sesuai rancangan-Nya bisa dinikmati secara utuh dan benar, baik secara spiritual, emosional, maupun fisik).

Disarikan dari Warta AOG