Saat Teduh 9 - 15 November 2015

Ayat Hafalan:
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. (Kolose 4:2)
 
Senin, 9 November 2015
ADA JAMINAN
Yohanes 16:16-33
Tuhan Yesus mengetahui selama kita hidup di dunia ini pasti ada banyak tantangan dan masalah. Bahkan ada banyak penganiayaan yang terjadi. Tetapi Ia sudah berjanji dan sekaligus memberikan jaminan yang pasti yaitu kemenangan. “Kuatkan hatimu, Aku telah mengalahkan dunia,” kata Yesus. Jika Yesus sudah mengalahkan dunia, maka segala masalah kita pasti juga sudah dikalahkan. Ini adalah jaminan untuk kita yang sudah berada di dalam-Nya.
   
Tetapi apa yang harus kita lakukan supaya bisa merasakan kemenangan yang sebenarnya? Dalam ayat 24, Yesus mengarahkan kita untuk meminta kepada Bapa atas apa yang kita butuhkan selama di dunia. Dan kita harus memintanya dalam nama Yesus, maka Ia mengatakan bahwa kita akan menerimanya. Selain berkomunikasi, kita juga bisa meminta sesuatu yang kita butuhkan kepada Tuhan melalui doa-doa kita. Jangan sungkan untuk meminta karena Ia adalah Bapa kita dan kita adalah anak-Nya. Bapa tahu apa yang dibutuhkan anak.
   
Jika ada di antara kita yang sedang sakit secara rohani, mintalah kepada Bapa sebuah kekuatan baru, hati yang baru, dan biarkan hadirat-Nya memenuhi hidup kita. Jika membutuhkan keuangan, mintalah kepada-Nya. Butuh kesehatan, mintalah kepada-Nya. Ingat! Ia sudah mengalahkan masalah kita dan kita hanya tinggal mengambil kemenangan tersebut dari-Nya.

“Yesus menjamin hidup berkemenangan karena Ia telah mengalahkan dunia”
 
 
Selasa, 10 November 2015
MODAL YANG PERTAMA
Matius 9:1-8
Yesus melihat iman. Inilah yang Ia lakukan ketika ada orang-orang di sekelilingnya minta tolong. Alkitab mencatat bahwa iman selalu diperhitungkan oleh Tuhan dan bahkan yang pertama kali Ia lihat. Pemulihan, kesembuhan dan mujizat yang lain terjadi karena iman yang teguh kepada Tuhan Yesus.
   
Iman adalah modal utama. Kita harus memiliki modal utama yang kita bawa untuk menjalani hidup. Iman adalah modalnya. Iman kepada Tuhan. Percaya kepada-Nya 100% dalam segala sesuatu. Tidak ada iman, tidak ada mujizat yang terjadi tanpa iman. Kita harus libatkan Tuhan dalam pekerjaan, keluarga, sekolah, dan di mana pun kita berada. Iman kepada Tuhan yang membuat kita tetap kuat menghadapi masalah hidup. Iman yang membuat kita tetap bergairah melayani Tuhan. Iman seperti jaminan atau garansi akan keterlibatan Tuhan dalam hidup kita. Dengan iman kita dapat memahami jalan-jalan yang Tuhan sediakan untuk kita. Iman yang membuat kita aktif dan bukan menjadi pasif. Tanpa iman dalam kekristenan seperti menjaring angin, semua menjadi sia-sia.
   
Tanpa iman adalah tanpa Allah di hidup kita. Ini bukan sekedar konsep pemikiran saja. Kita mungkin setuju dengan pernyataan ini. Tetapi ini harus dibuktikan dalam kenyataan hidup kita. Jika kita setuju tanpa iman adalah tanpa Allah tetapi pada kenyataannya kita tetap mengandalkan diri sendiri, maka kita sedang mengalami hidup tanpa Allah. Tidak peduli berapa lama kita telah mengenal Tuhan. Kekristenan tidak lepas dari praktek hidup. Pemahaman akan kebenaran harus dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Miliki iman dan buktikan bahwa kita melibatkan Allah dalam segala sesuatu.        

“Iman kita membuat Allah tidak menunda memberikan berkat-Nya untuk kita”


Rabu, 11 November 2015
ADA KUASA DALAM DOA
Matius 7:7-11
Kuasa Allah mengalir karena ada doa yang dinaikkan ke tahta-Nya. Banyak orang masih meremehkan doa. Sebagian orang berpikiran bahwa doa adalah hal yang membosankan. Orang-orang tersebut tidak sadar bahwa hanya melalui doa kuasa Allah mengalir. Dalam ayat yang kita baca hari sudah jelas bahwa hanya yang meminta, mencari, dan mengetok yang akan menerima dari Allah.
   
Doa adalah investasi dan bukan kerugian. Doa seperti kita menuang air dalam ember. Pada saatnya bahwa air dalam ember akan penuh dan meluap keluar. Sama dengan doa-doa yang kita panjatkan ke hadirat Tuhan. Tepat pada waktunya, Tuhan akan menjawab doa kita. Pertanyaannya adalah sudahkah kita mencari Allah, meminta kepada Allah, dan mengetok hati-Nya? Kalau belum, lakukan saja dengan sepenuh hati. Kalau sudah dan belum ada jawaban, lakukan terus karena kita sedang berinventasi atau menanam harapan kita kepada Tuhan.
   
Kuasa doa adalah kuasa yang tidak pernah terjangkau oleh pikiran kita. Kita harus sadar bahwa doa yang kita naikkan kepada Tuhan tidak harus sesuai dengan pikiran kita. Jika harus sesuai maka kita terlalu mengecilkan Allah. Kita harus percaya apa yang akan Tuhan lakukan. Apa yang Tuhan lakukan adalah yang terbaik untuk kita. Tuhan melakukan apa yang tidak mampu kita lakukan dan inilah yang dinamakan kuasa.

“Doa adalah investasi dan bukan kerugian”
 
 
Kamis, 12 November 2015
MATA PENUH BELAS KASIH
Lukas 10:25-37
Ketika Francisco Venegas, seorang penjaga sekolah di Colorado, melihat anak-anak bermain, ia memperhatikan seorang anak perempuan berusia 9 tahun terjatuh dari bangku tanpa sebab apa pun. Beberapa saat kemudian ia melihat muka anak itu yang meringis dengan muka yang aneh. Merasa ada yang tidak beres, Francisco melaporkan hal ini ke kantor sekolah.
  
Beberapa hari kemudian, gadis kecil itu kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit. Dengan informasi yang diberikan oleh Francisco, kemudian dokter melakukan scan otak, dan ditemukan adanya tumor. Operasi yang dijalaninya berhasil dan anak itu menjalani proses pemulihan.
  
Banyak orang telah menyebut Francisco Venegas sebagai seorang Samaria yang baik hati, sebuah nama yang diambil dari suatu kisah yang diceritakan oleh Yesus tentang 3 orang yang melihat seorang yang membutuhkan bantuan. Dua orang pertama, “melewatinya dari seberang jalan” (Luk. 10:31-32). Akan tetapi orang yang ketiga, yaitu seorang Samaria, menunjukkan belas kasihan (Ay. 33-35).
  
Rasa belas kasihan tidak bisa melihat orang yang sedang kesusahan tanpa ingin membantu. Ia mau menanggung risiko akibat keterlibatannya, karena ia tidak tega untuk pergi begitu saja. Rasa iba datang dari hati yang lemah lembut terhadap Allah dan sesama dalam melewati jalan kehidupan ini.
  
Cerita Yesus tentang Samaria yang baik hati diakhiri dengan sebuah perintah bagi kita semua: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (Ay. 37). Dia melihat semua orang dengan mata yang penuh dengan belas kasihan, dan Dia meminta kita melakukan hal yang sama.
“Belas kasihan adalah kasih dalam tindakan”
 

Jumat, 13 November 2015
TUGAS DI AKHIR ZAMAN
Yudas 1:17-23
Kita sudah hidup di akhir zaman. Menanti Tuhan Yesus datang yang kedua kali, ada banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai orang percaya. Tugas ini harus kita kerjakan supaya kita tetap kuat dan tidak pasif. Akan ada banyak hal yang negatif kita jumpai dilingkungan sekitar kita seperti yang dikatakan dalam ayat 18-19.
   
Apakah yang harus kita lakukan? Jika kita simpulkan dari ayat 20-23 ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

1.    Membangun diri dan berdoa dalam Roh kudus. Membangun diri melalui doa dan Firman Tuhan adalah hal yang sangat mendasar. Hal ini membuat kita tetap teguh dan terus bertumbuh makin serupa dengan Kristus. Jika yang mendasar ini tidak kuat, maka kita tidak bisa melakukan hal yang lain dengan maksimal.

2.    Menunjukkan belas kasihan kepada yang ragu-ragu dan menyelamatkan mereka dari api. Bagian ini kita diwajibkan membagi hidup kepada orang-orang disekitar kita supaya mereka juga dapat diselamatkan.
   
Dari tugas-tugas tersebut tidak bisa kita lakukan satu hal saja. Kehendak Tuhan adalah kita melakukan semua tugas yang telah dipercayakan. Khusus tugas kedua, kita terus lakukan untuk berbagi hidup, memuridkan dan mementor mereka semakin serupa dengan Kristus. Tuhan memberikan kita kekuatan untuk melakukan tugas-tugas ini. Jangan kuatir akan kebutuhan kita. Ia yang mengutus, maka Ia yang menjamin semuanya.

“Bersama dengan Tuhan kita bisa menyelesaikan tugas di akhir zaman”
 

Sabtu, 14 November 2015
HADAPI DENGAN TENANG
Matius 26:36-46
Laksamana James Kelly, kepala pendeta angkatan laut, menuturkan bagaimana angoota-anggota awak Pueblo (yang ditawan oleh pasukan Korea Utara) mulai berdoa semakin dan semakin sering seraya bulan-bulan melelahkan penawanan mereka berjalan dengan lambat. Pada waktu makan, mereka menundukkan kepala mereka sedikit dan bersyukur kepada Tuhan atas makanan di hadapan mereka. Bila penjaga Komunis melihat mereka demikian, penjaga-penjaga itu akan berteriak, “Ini buka gereja! Makanan ini adalah hadiah dari republik Rakyat Demokratis Korea Utara!”
   
Di malam hari, orang-orang itu tidak berani bertelut di samping tempat tidur mereka, jadi mereka berdoa seraya mereka berbaring telentang. Alih-alih berdoa kepada Tuhan dengan menyebutkan nama-Nya, mereka merujuk kepada-Nya sebagai COMMWORLDFLT, yang merupakan singkatan dari “Commander of the world's fleets” (Komandan armada-armada dunia). Pelaut-pelaut itu dengan tenang menghadapi semua ini dan mereka merasa sedang terhubung dengan Komandan Tertinggi atas segala sesuatu, dan mereka berdiri teguh dalam kepercayaan mereka bahwa mereka berada dalam perlindungan dan pemeliharaan-Nya.
   
Tanpa menghiraukan keadaaan-keadaan kita, bahkan sekalipun kita tidak berdoa secara terbuka, Tuhan melihat hati kita. Apapun bahasa yang kita gunakan, apa pun kata yang kita ucapkan, Ia mendengar kita bila hati kita berdoa.

“Mereka yang telah merendam jiwa mereka dalam doa dapat menanggung semua penderitaan dengan tenang”

(Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat: untuk Pendoa)


Minggu, 15 November 2015
TENANG BERSAMA-NYA
Mazmur 62:1-13
Jaman sekarang setiap orang mencari ketenangan. Kenapa? Karena dalam keadaan yang sibuk akan semakin sulit untuk mencari ketenangan. Khususnya orang-orang yang tinggal di kota. Namun tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang jauh dari keramaian. Pada dasarnya ketenangan didambakan oleh setiap orang pada saat menghadapi masalah, baik satu atau lebih masalah. Jadi, kalau ada hubungan dengan masalah, maka tidak peduli sesorang tinggal di kota besar, desa atau pedalaman sekalipun.   
   
Hanya dekat Allah perasaan kita tenang. Ada yang merasa tenang ketika usahanya lancar, pendidikan yang berhasil atau memiliki simpanan yang banyak di Bank. Apakah beda perasaan tenang dekat Allah dan hal-hal yang duniawi? Bedanya sudah pasti bahwa yang duniawi pasti tidak akan bertahan lama. Sedangkan bersama Allah pasti kekal dan tidak pernah mengecewakan.  Kenapa ada ketenangan dekat Allah? Karena Dia adalah gunung batu dan keselamatan serta kota benteng (Ay. 2-3 dan 6-7). Gunung batu adalah tempat yang kokoh dalam keadaan apa pun. Ia yang memberikan keselamatan dalam segala masalah kita. Kota benteng adalah perlindungan yang Ia berikan kepada kita sehingga tidak ada seorang pun yang dapat merampas hidup kita dari tangan Allah yang kuat.
   
Dimana pun kita berada kita bisa tenang asalkan dekat dengan Allah. Rasa kuatir kita akan lenyap. Hadirat Allah seperti hembusan angin yang sanggup meniup perasaan kuatir kita. Mari kita tetap dekat dengan Allah.

“Ketenangan yang sejati hanya kita dapatkan dalam Allah
dan tidak ada yang lain.”