10 Makanan Rahasia Yang Perlu Anda Ketahui


Anda mungkin pernah mendengar fakta tentang makanan, tapi saya yakin rahasia dari 10 makanan kecil ini akan mengejutkan Anda!

Apel
Sebutir apel setiap hari dapat membantu Anda untuk menurunkan berat badan! Apel kaya akan pektin, yang juga merupakan serat pelarut. Pektin akan mengurangi pelepasan gula, yang dapat membantu Anda untuk merasa kenyang lebih lama!

Jagung
Kaya akan biotin, kernel kecil ini merangsang diproduksinya keratin yang merupakan komponen utama dari sehelai rambut, sehingga membuat rambut Anda lebih kuat dan berkilau!

Semangka
Anda akan mendapatkan energi dan lebih banyak energi dari buah yang luar biasa ini. Kenapa? Karena semangka mengandung vitamin B6 yang juga merupakan energizer alami.

Plum
Mengurangi munculnya varises. Plum mengandung trombin, yang membantu pembekuan darah.

Brokoli
Mengurangi resiko kanker payudara dengan butiran hijaunya! Brokoli mengandung zat kimia alami yang disebut indole-3-carbinol, yang meledakkan sel-sel pra-kanker!

Kayu Manis
Adalah sebuah bumbu lezat yang dapat mengurangi kadar gula darah Anda dan menja-
ganya tetap seimbang.

Alpukat
Selain dipenuhi dengan ‘lemak sehat’, permata hijau kecil ini juga mengandung Omega-9 (lemak sehat) yang dapat melawan ketagihan!

Daun Bawang
Memakan daun bawang dapat menurunkan tekanan darah Anda. Daun bawang mengan-
dung polisulfida yang diketahui dapat membuat arteri Anda santai sehingga memungkinkan darah untuk mengalir dengan lancar.

Daging Sapi
Migrain dapat diusir dengan daging sapi! Daging sapi penuh dengan kandungan niasin yang terbukti dapat mengurangi rasa sakit dari migrain.

Oregano
Hampir semua makanan pedas Italia menggunakan herbal ini dan terbukti dapat mengurangi infeksi. Oregano memiliki senyawa anti bakteri alami yang disebut estragole, terbukti dapat membantu menangkal bakteri.

DOA DALAM PIMPINAN ROH KUDUS

 
Ada hubungan yang tak terpisahkan antara doa dan Roh Kudus. Hal yang sangat penting ialah Roh Kudus akan membawa kita ke dalam kondisi rohani yang baik dan benar untuk berdoa. "Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh. 16:13).

Dua sisi ini saling melengkapi: Hidup dalam roh menjadikan orang suka berdoa, orang suka berdoa menjadikan hidup dalam Roh. Mana yang lebih dahulu? Ini seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Seperti ikan tidak perlu dipaksa untuk berenang ke dalam air, karena air adalah kondisi alamiahnya. Demikianlah bila kita berada dalam kondisi hidup dalam Roh, kita tidak perlu dipaksa berdoa lagi.

Roh Kudus mendorong kita berdoa
Bila Roh Kudus menguasai hidup kita, Roh Kudus akan mendorong kita berdoa sesuai dengan keinginan Roh. Doa orang yang dikuasai Roh Kudus, sangat betrbeda dengan doa orang yang dikuasai kedagingan.

Dalam Kisah Para Rasul 7:55, 59-60, Stefanus—seorang diaken yang teraniaya dirajam dengan batu—dipenuhi Roh Kudus, sehingga ia berdoa memohon pengampunan untuk orang yang menganiayanya. Hasilnya? Saksi penganiayaan—Paulus—bertobat (Kis. 8:1 bnd. 1Kor. 15:9).

Dalam Roma 8:27, Roh Kudus mendorong kita untuk berdoa bagi orang-orang kudus. Orang yang dikuasai Roh Kudus akan disorong berdoa dan menghasilkan buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, dan sebagainya (Gal. 4:22-23).

Roh Kudus menyampaikan doa
Roh Kudus, selain mendorong doa juga meneliti permohonan, keluhan yang tersembunyi dalam hati kita. Keluhan-keluhan yang tak terkatakan saat kita berdoa. Namun oleh Roh Kudus, keluhan-keluhan tersebut diubah menjadi doa yang disampaikan kepada Allah.

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Rm. 8:26)

Acap kali hati kita dipenuhi masalah, bagaikan timbunan sampah yang menggunung, tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Acap kali hati kita bagaikan awan yang gelap, sehingga tanpa sadar kita hanya bisa meneteskan air mata. Ya, masalah banyak, tidak tahu jalan keluarnya, hanya bisa mengeluh, dan mendesah kebingungan. Namun Roh Kudus mampu menyelidiki, dan mengubah keluhan menjadi doa. Luar biasa!

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Rm. 8:28)

Jangan mendukakan Roh Kudus
Apakah maksudnya? Roh Kudus adalah Pribadi. Roh Kudus yang berdiam dalam diri orang beriman bisa berpikir (Rm. 8:27), bisa merasakan (Ef. 4:30), bisa berkehendak (1Kor. 12:11). Seperti suami istri, apabila dalam dua pribadi ini terdapat dua keinginan yang berbenturan, suasana duka akan dirasakan rumah tangga mereka.

Demikian juga Roh Kudus, apabila kita memiliki keinginan yang berbenturan dengan kepribadian Roh Kudus, dan dengan keras hati kita tetap melawan kehendak Roh Kudus, kita akan mendukakan Roh Kudus.

Apa saja yang bisa mendukakan Roh Kudus?Roh Kudus akan berduka saat suara Roh Kudus dihina (Ibr. 10:29), ditentang (Kis. 7:51), ditipu (Kis. 5:3), dihujat (Mat. 12:31). Apabila kita dengan sadar dan sengaja melawan kehendak Allah, kita membuat Roh Kudus berduka. Oleh sebab itu, untuk menjaga kepekaan rohani agar tetap menuruti kehendak Roh Kudus, kita harus melatih dan membiasakan diri kita.

Bila damai sejahtera kita rusak karena dosa atau karena hubungan dengan sesama, sekecil apapun itu harus segera diselesaikan. Suara hati yang tidak dilatih untuk peka akan menjadi kekerasan hati, kemunafikan, dan mendukakan Roh Kudus.
(Ditulis oleh: Thomas Eny Marsudi)

"Dan berdoakah setiap waktu di dalam Roh."
(Efesus. 6 : 18)

Aku Tidak Punya Waktu Berdoa


Tak ada waktu untuk berdoa!
Oh, siapa yang begitu penuh dengan kecemasan duniawi.
Sehingga tidak berdoa dengan rendah hati
Beberapa lama dalam sehari?

Tak ada waktu untuk berdoa!
Hati mana yang begitu suci, begitu murni di dalam.
Yang tidak perlu dibersihkan dari dosa.
Tidak perlu berdoa?

Tak ada waktu untuk berdoa!
Di tengah bahaya setiap hari,
perlindungan mana yang lebih dibutuhkan daripada
takhta kemurahan?
Siapa yang tidak perlu berdoa?

Tak ada waktu untuk berdoa!
Nerarti catatnmu pastilah buruk.
Dalih tak akan melindungimu,
Pada hari terakhir nanti.

Pikiran apa yang lebih menyedihkan,
Daripada bahwa Tuhan kita akan
menyembunyikan wajahNya,
Dan berkata melalui semua pasang naik kehidupan,
Tak ada waktu untuk mendengar!

Pengarang: Anonim

Kesuksesan Adalah Sebuah Petualangan


Lewis adalah seorang anak yang tinggal di rumah yatim piatu. Ia sangat suka bereksperimen dengan membuat penemuan-penemuan. Sayang sekali penemuan-penemuannya belum ada yang berhasil sehingga menimbulkan kekacauan. Termasuk kekacauan pada saat wawancara adopsi sampai-sampai tak ada satupun pasangan suami istri yang mau mengadopsi Lewis. Sebab itu dia merasa sangat tertolak dan trauma dengan wawancara adopsi.

Lewis akhirnya memutuskan untuk membuat penemuan yang bisa membuatnya bertemu dengan sang ibu yang dulu meninggalkannya di depan pintu rumah yatim piatu itu. Lewis mengikutsertakan penemuan tersebut pada Science Fair yang diadakan di sekolahnya. Sebenarnya penemuannya berhasil kalau saja teman sekamarnya (yang datang dari masa depan) tidak menggagalkannya. Dan kekacauan yang diakibatkan oleh penemuannya merusak seluruh Science Fair. Lengkap sudah penderitaan Lewis. Selain merasa tertolak dia juga merasa gagal. Namun karakter Lewis yang pantang menyerah membawa dia ke masa depan dan bertemu dengan sebuah keluarga ajaib, petualangan seru pun dimulai.

Walaupun film ini adalah film animasi namun jangan salah, Meet The Robinsons sarat dengan moral-moral  positif. Judul “Kesuksesan Adalah Sebuah Petualangan” sangat cocok untuk menggambarkan film Meet The Robinsons.  Moral film ini tidak diragukan lagi adalah tetap maju terus dan menghargai kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. Ketika kita tidak pernah menyerah, satu saat kita pasti bisa merealisasikan mimpi kita. Selain itu, nilai kekeluargaan dan kepedulian terhadap sesama juga sangat kental mewarnai film ini.

Di tengah ramainya tontonan yang tidak mendidik saat ini, para orang tua wajib memiliki pengetahuan yang luas mengenai apa yang ditonton oleh anak-anak mereka. Film Meet The Robinsons dapat menjadi pilihan nonton yang baik bagi seluruh keluarga. Menghibur dan mengedukasi (dra)

Buku Terlaris Sepanjang Masa


Tidak ada seorang pun yang tahu pasti berapa banyak Alkitab yang telah dicetak, dijual atau didistribusikan. Suatu lembaga Alkitab pernah menghitung berapa banyak Alkitab yang dicetak antara tahun 1816 dan 1975 dan menemukan angka 2,458,000,000. Survey lebih baru yang menyatakan sampai tahun 1992, Alkitab telah dicetak mendekati 6 milliar kopi!! dalam 2000 bahasa dan dialek. Kira-kira berapa jumlahnya sampai tahun 2011 sekarang ya? Ada lagi fakta menarik yang mengatakan bahwa dalam satu menit, ada 50 Alkitab yang terjual! Apa pun faktanya, tidak bisa memungkiri satu fakta bahwa Alkitab adalah buku terlaris sepanjang masa. Jauh lebih laris daripada seluruh novel Harry Potter pastinya :P

Lebih dari statusnya sebagai buku terlaris sepanjang masa, Alkitab yang ada di tangan Anda adalah Firman Tuhan sendiri. Yuk, kita baca, renungkan dan bagikan isinya pada orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus. Lewat Firman Tuhan kita juga bisa mengenali Tuhan Yesus lebih lagi supaya pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran-kebenaranNya :)

(Disarikan dari berbagai sumber)

Tujuh Alasan Saya Tidak Mau Terlibat Ke Doa 24 Jam


#1  Doa 24 Jam itu membosankan, yang didoakan itu-itu saja
Tapi Firman Tuhan berkata:
Lukas 18:1 - Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Kolose 4:2 - Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

#2  Ngapain saya berdoa kalau situasi yang didoakan sama saja
Tapi Firman Tuhan berkata:
Efesus 3:20 - Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Lukas 18:27 - Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."


#3 Pokok doa yang ada di Doa 24 Jam tidak berhubungan denganku
Tapi Firman Tuhan berkata:
1 Pertrus 4:7 - Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Ayub 42:10 - Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.

#4  Saya ada jadwal yang lebih penting daripada Doa 24 Jam
Tapi Firman Tuhan berkata:
1 Tesalonika 5:16-18 - Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Roma 8:5 - Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

#5 Badan saya capek bekerja dan doa 24 Jam itu melelahkan
Tapi Firman Tuhan berkata:
Matius 11:28 - Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Yesaya 40:31 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

#6 Saya tidak tahu bagaimana berkata-kata dalam doa
Tapi Firman Tuhan berkata:
Matius 6:7 - Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

#7 Saya baru saja berdosa, saya tidak layak berdoa di Doa 24 Jam
Tapi Firman Tuhan berkata:
2 Tawarikh 7 : 14 - dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

Doa adalah gaya hidup, yuk rame-rame datang ke Doa 24 Jam untuk berdoa dan menyembah Tuhan bersama-sama...

WASPADA! Ancaman Hilangnya Generasi Pasca Milenial


Seorang anak bernama Ishak, umur 11 tahun dari Papua berdiri di hadapan sekitar 600 orang pemimpin gereja dari berbagai sinode, pada acara Future Impact yang digelar pada bulan November 2010 silam. Sesi di mana Ishak dan beberapa temannya harus berbicara merupakan sesi talkshow, dimana anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia mengajukan pertanyaan dan keluhan langsung kepada para pemimpin sinode gereja. Ishak berkata, “Pak, di gereja kami, saat sekolah minggu, saya sering tidur karena saya bosan sekali. Saya tidak mengerti bahasa mereka!” Awalnya gelombang tawa memenuhi ruangan saat mendengar perkataan Ishak, namun sejurus kemudian tawa itu lenyap tanpa bekas, serta menciptakan satu tanda seru: Gereja Tuhan di Indonesia serta dunia sedang terancam kehilangan generasi. Hampir tanpa kecuali, satu per satu pemimpin sinode yang hadir berdiri dan berpidato. Isinya? Mempromosikan program-program gereja mereka, mempromosikan denominasi mereka, menggurui anak-anak, serta kalimat-kalimat yang menunjukkan betapa pengertian dan pandangan pemimpin gereja ini telah terputus dari generasi ini.

Sebuah Generasi yang berbeda


Pasca milenial baru merupakan generasi yang lain dari pada yang lain. Dalam sjarah manusia belum pernah ada generasi seperti ini. Generasi ini bisa dihitung dari orang-orang yang lahir sejak tahun 1996 sampai 2016. Mereka ini adalah ‘native digital generation’, atau generasi yang asli digital, lahir di tengah-tengah revolusi digital yang telah dan sedang melanda dunia. Bagaikan sebuah gelombang tsunami, revolusi di dunia digital ini sedang menyapu pasca Milenial baru ke dalam berbagai perubahan yang fundamental, dan tidak ada yang dapat menahan gelombang tersebut. Inilah jaman dimana saudara dan saya hidup saat ini.

Berbagai jejaring sosial seperti facebook, dan twitter, dan komunikasi mobil seperti BBM dari Blackberry, Yahoo Messenger, dan sebagainya begitu kuat menguasai waktu anak-anak kita. Belum cukup di situ, mereka memiliki playstation, PSP, Wii, dan berbagai games di jaringan internet. Dan jangan lupa TV, yang isinya 70-80% adalah konsumsi yang kurang layak. Dari computer di rumah sampai handphone di tangan, anak kita sibuk, dan begitu ‘multi-tasking’ sebagaimana orang tua mereka menarik nafas, begitu alami dan otomatis. Sambil mendengarkan music, nonton TV, main laptop atau handphone atau dua-duanya, sambil menjawab pertanyaan orang tua! Seperti itulah Pasca Milenial baru. Bahkan riset mulai memperlihatkan bahwa dalam jaringan otak merekapun secara fisik kelihatannya ada bedanya dengan kita! Saya sering berjumpa dengan para orang tua yang merasa kewalahan dengan anak mereka. Anak-anak paling sering ingin di rumah saja, menolak untuk pergi bersama orang tua.

Kekuatan dari piranti elektronik modern

Paling sering, orang tua memberi gadgets kepada anak-anak mereka tanpa mengetahui kekuatan dari benda-benda tersebut. Contohnya, handphone. Saat ini handphone biasa saja sudah bisa akses internet. Anda mengira anak Anda sedang sms-an? Tanpa Anda ketahui, dia bisa saja sedang mengakses internet secara bebas tanpa setahu Anda. Artikel di Kompas bulan Desember 2010 mengatakan bahwa riset menunjukkan bahwa 90% dari anak-anak ibukota yang melihat pornografi, melihatnya di ‘gadgets’ yang diberikan orang tua mereka! Orang tua sering ‘menyerah’, dan memberikan mereka gadgets yang diminta, tanpa aturan, dan tanpa mengerti kapasitas dari alat tersebut.

Kemampuan teknologi terus berkembang pesat, dan kita bisa memprediksi dengan mudah bahwa teknologi akan semakin menguasai hidup setiap kita. Bagi anak-anak kita, teknologi adalah bagian dari hidup, dan mereka mengalir di dalam setiap teknologi baru sebagai suatu yang sangat wajar atau biasa saja.

‘Pandangan dunia’ anak kita sedang berubah

Kini anak kita berkomunikasi secara berbeda, berpikir secara berbeda. Pengaruh-pengaruh yang menyerbu mereka sejak bangun tidur sampai tidur malam pada akhirnya akan membentuk sutut pandan dan pola pikir mereka. Melalui sekolah, teman, jejaring sosial, media TV, internet, mereka diserbu berbagai pengaruh dan suara. ‘Pengaruh’ itulah yang amha penting dalam kehidupan anak, dan siapa bersuara paling keras akan memiliki pengaruh terkuat. Kita berada dalam perlombaan ‘Lomba Pengaruh’. Pialanya adalah masa depan anak kita. Pandangan dunia mereka menentukan segalanya, karena apa yang mereka putuskan di masa depan akan diputuskan berdasarkan pandangan dunia yang mereka miliki yang dibentuk dari sekarang.

Kebutuhan mendesak agar gereja memenuhi peranan ilahi

Yesus berkata dalam Yohanes 8:32, “Engkau akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu (yang engkau kenal) akan memerdekakan engkau”! kalu generasi ini mengenal kebenaran, mereka akan hidup merdeka, dan menjadi generasi yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib dan besar bagi Tuhan di tengah-tengah generasinya. Bagaimana mereka bisa mengenal kebenaran ini? Ulangan 11:2,19,21 menjelaskan tugas kita: Pertama, mengenalkan mereka kepada Tuhan. Kedua yang tak kalah pentingnya adalah, memuridkan mereka! Tuhan menceritakan kepada umat Israel caranya: kita harus memberikan teladan sebuah gaya hidup ilahi kepada generasi di bawah kita, sampai itu menjadi gaya hidup mereka (Ulangan 11:19-20). Tanpa kita mengingatkan mereka, menunjukkan kepada mereka, bercerita dan mengajarkan kepada mereka, berarti kita belum melakukan tugas kita. Bagi Tuhan, anak-anak adalah sebuah fokus yang amat penting. Generasi ini harus dimuridkan! Pemuridan berbicara tentang membentuk dan mendidik, sehingga karakter seseorang menjadi sama seperti gurunya. Hal ini bisa dihasilkan, apabila dilakukan setiap hari dan secara terus-menerus. Seorang murid terbentuk melalui komitmen dan jerih lelah seorang guru.

Siapakah guru yang bertugas ’memuridkan’ generasi ini?

1.  Guru utama dalam kehidupan anak-anak kita adalah para orang tua
Siapa yang membelikan mereka seragam, membayar sekolah, dan memasak makanan untuk anak? Orang tua! Jam jaga milik orang tua adalah sepanjang malam, sepanjang hari kecuali jam sekolah, dan termasuk di dalamnya adalah hari Sabtu dan Minggu. Di Indonesia kita sering bergantung pada suster untuk memelihara anak kita, justru di tahun-tahun emas anak kita. Para suster yang tidak memiliki nilai-nilai yang kita miliki, namun kita ijinkan bertahun-tahun mengurus anak kita. Apakah kita harus heran saat mereka tumbuh dewasa, mereka seolah-olah tidak memiliki DNA dari nilai-nilai kita? Mereka telah menyerap nilai-nilai orang lain, dimuridkan oleh seorang suster yang bahkan tak jarang berbeda iman dengan kita. Kita mengirim mereka untuk les berjam-jam setiap hari, seolah-olah ’pintar’ dan ’berkarakter’ adalah  dua ciri yang seimbang. Atau orang tua melepaskan mereka kepada berbagai media elektronik dan digital tanpa penjagaan yang cukup baik. Kemudian kita seolah-olah terkejut saat mengetahui anak kita adalah korban pornografi dan pergaulan yang buruk lewat internet. Padahal, orang tua sendiri lalai dan tidak giat untuk terlibat penuh dalam kehidupan anaknya.
Para orang tua, tanggung jawab membentuk generasi ada pada Anda! Gereja Anda mendukung atau tidak, Anda merasa jago atau tidak, kerja atau tidak, punya suster atau tidak, anak-anak Anda adalah tanggung jawab yang sangat serius yang dipercayakan oleh Tuhan kepada Anda. Berhentilah menyalahkan jaman, teknologi, sekolah atau gereja, atau orang lain, lalu bangkitlah dan mulai lakukan tugas Anda.

2. Pengaruh terbesar kedua dalam kehidupan anak kita adalah teman-temannya, dan komunitas yang dia miliki
Mulai umur 12-13 tahun, teman-teman dan komunitas anak menjadi sangat berpengaruh dalam hidup mereka. Karena itu, kita perlu tahu siapa teman mereka dan komunitas mereka seperti apa? Di sini peran gereja  menjadi begitu penting. Saat Anda mencari gereja, salah satu faktor terpenting adalah, anak-anak di gereja itu memiliki komunitas seperti apa? Bukan hanya sekolah minggu, tetapi setelah itu? Ini penting, karena dari situ anak-anak Anda akan dimuridkan, bukan hanya di kelas sekolah minggu.
Anak-anak kita memilih temannya sendiri. Tetapi seharusnya dari orang tua dia menyerap hikmat dan pengertian dalam hal bagaimanakah dia harus berteman dan dengan orang seperti apa.

3. Seharusnya, pengaruh terbesar ketiga dalam hidup anak kita adalah gereja kita dan komunitas orang percaya
Gereja seharusnya memiliki strategi dan rencana untuk melibatkan anak dan remaja dalam komunitas iman dengan tiga tujuan utama: Mengajar mereka sebagai murid Kristus, melatih mereka untuk melayani Kristus dan melepaskan mereka untuk melayani generasi yang lain, dan menjadi utusan Kristus bagi generasi mereka. Gereja akan memiliki pengaruh terhadap generasi apabila anak bukan hanya obyek, melainkan subyek bagi gereja.
Kemudian gereja harus mempunyai strategi untuk memperlengkapi keluarga, terutama orang tua untuk berperan secara penuh dan berpengaruh dalam kehidupan anaknya, tentu dengan tujuan memuridkan anak-anaknya agar mereka memiliki DNA atau pandangan dunia yang ilahi. Jika gereja tidak giat mengajar orang tua, tidak akan lama lagi gereja itu akan seperti gereja-gereja di barat, yang lahir dalam api kebangunan rohani, tetapi kemudian mati dan hanyut dalam kenyamanan dan tradisi.
Gereja memang sedang mengalami krisis, dan ada kemungkinan kita akan kehilangan sebuah generasi. Namun, bila kita bangkit dan bertindak, maka Firman Tuhan mengatakan bahwa bagi kita tidak ada yang mustahil! (disarikan dari: Charisma Indonesia, edisi April-Mei 2011)

3 Tips Yang Dapat Menolong Para Orangtua Memuridkan Generasi


1. Ciptakan dunia Anda sendiri di rumah Anda
Ingat bahwa rumah Anda adalah kerajaan Anda. Karena itu ciptakan dunia yang penuh sukacita, keterbukaan, dan keterlibatan penuh dalam kehidupan anak-anak Anda. Jangan serahkan tanggung jawab membesarkan anak kepada orang lain. Untuk para ibu yang bekerja, ingatlah bahwa anak-anak Anda lebih penting daripada pekerjaan atau pendapatan Anda. Suatu hari nanti Tuhan tidak akan menanyakan besarnya penghasilan Anda, tetapi tanggung jawab Anda sebagai orang tua.
Raihlah kembali anak Anda dari suster! Kenakanlah batasan-batasan yang wajar untuk anak Anda! Pahami baik-baik sendiri teknologi yang anak Anda pakai, sehingga Anda bisa mengawasi dia dengan bijaksana.
Di rumah kami, ada jam untuk internet. TV kami mati dari hari Minggu malam sampai Jumat sore pulang sekolah. Bermain Play Station dan sebagainya hanya boleh dilakukan saat akhir pekan saja.Saya kenal teman-teman anak saya, dan kalau mereka pergi, selalu dengan ijin orang tua.
Artinya, tanpa komitmen yang kuat dan waktu yang disediakan, Anda tidak bisa memuridkan anak-anak Anda.

2.  Ajari anak Anda melalui melakukan hidup bersama

Inilah pemuridan sejati. Mengalami hidup bersama. Tidak cukup mengajari anak Anda Firman Tuhan dan berdoa, atau membantu Anak Anda dengan PRnya. Anak butuh teladan. Teladan butuh kehadiran. Ayah yang menyerahkan kepada isteri tanggung jawab sepenuhnya untuk membesarkan anak adalah ayah yang tidak mengerti fungsinya, dan pengaruh Anda kepada anak akan hanyut dalam badai pengaruh lainnya. Mungkin Anak itu akan takut kepada ayah, mungkin ia taat kepada ayah, tetapi ia tidak dibentuk oleh ayahnya. Betapa anak-anak sangat membutuhkan kehadiran kita! Mungkin mereka tidak menyadari kebutuhan mereka. Mungkin mereka belum mengerti apa yang mereka butuhkan, tetapi Andalah yang harus mengerti.
Setiap tahun saya membawa anak-anak saya tamasya ke mana saja. Kadang mereka protes. Mereka punya keinginan sendiri, ide sendiri. Tetapi, saya tidak pernah mendapati bahwa mereka menyesal. Saya tidak pernah melihat mereka menyesali waktu di mana saya mengajak mereka meluangkan waktu bersama, berlibur atau pergi bersama mereka sebagai keluarga. Kehidupan sehari-hari adalah ruang kelas terbaik untuk anak-anak kita.

3.  Ajarkan Firman Tuhan dan berdoa bersama sebagai gaya hidup, bukan hanya aturan
Tunjukkan kepada mereka bahwa doa bukanlah sesuatu yang kita lakukan sebelum makan saja. Doa adalah nafas, gaya hidup orang percaya. Ajarkan mereka Firman Tuhan bukan hanya ketika saat teduh, tetapi dalam segala kegiatan Anda. Percakapan keluarga harus diwarnai Kristus!
Sejujurnya, setiap pagi kami berusaha untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan sebelum anak-anak berangkat ke sekolah, tetapi hal itu tidak selalu terjadi. Minggu malam kami berkumpul dan belajar bersama, kemudian berdoa bersama. Tetapi lebih penting lagi adalah pandangan hidup anak saya semua seperti murid Kristus. Dari mana mereka mendapatkan hal itu? Mereka menyerap itu sehari-hari dari saya dan isteri saya, dalam peristiwa yang bagus maupun jelek. Artinya, keluarga saya tidak selalu seperti surge di bumi. Tapi jika saya salah, saya bisa minta maaf kepada isteri saya, berarti saya sedang mendemonstrasikan kerendahan hati bagi anak-anak saya. Isteri saya mengampuni, ini berarti dia sedang menunjukkan belas kasihan dan tidak menghakimi, dan seterusnya.

Lebih CERDAS Berkat Olahraga


Bersepeda atau jalan kaki ke sekolah ternyata bisa membuat siswa sekolah dasar semakin cerdas, terutama kemampuan verbal dan matematikanya. Ini terungkap dalam hasil penelitian terbaru di Spanyol. Menurut para ahli, aliran darah ke otak akan semakin lancer bila kita rajin berolahraga. Ini akan memengaruhi kemampuan konsentrasi dan daya ingat. Meskipun penelitian ini baru diujicobakan terhadap murid perempuan, namun peneliti yakin ini juga berlaku untuk wanita dewasa seperti kita. “Berjalan kaki atau bersepeda ke kantor selama 15-30 menit setiap pagi dapat membantu meningkatkan aktivitas otak,” kata David Martinez-Gomez dari the Spanish National Research Council.

Sumber: Majalah “Prevention”, edisi April 2011

Sebuah Mahakarya


Sebuah ladang gandum kuning keemasan langsung tersaji di benak saya. Sambil bergumam, bibir saya membacakan sepotong prosa Wendoko, dari bukunya yang bertajuk “Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa.”

Ladang gandum mengombak
- cokelat dan kuning emas.
Langit adalah goresan yang patah-patah
di muka kanvas
- kuning-pudar dan bergaris hitam.
Ada matahari yang bulat - kuning-pucat.

Dua orang yang sedang duduk bersama saya—sore itu—terkesima. “Waw, itu judulnya apa?” tanya Evi. Dialah yang baru saja memberikan buku itu kepada saya, masih terbungkus sampul dan kantong plastik sebuah toko buku ternama. Saya yang tak sabar segera merobek plastik pembungkus dan acak membaca halaman demi halaman. Lalu menemukan sepotong prosa itu.

Van Gogh: Wheat Field Behind Saint Paul Hospital With A Reaper,” jawab saya sambil tersenyum. Terperangkap dalam pesona kata-kata sang penyair.

“Waw,” Patricia mendesis. Pandangannya menerawang. Saya yakin, ia pun membayangkan imajinasi ladang gandum yang sama.

“Van Gogh? Bukankah ia seorang pelukis?” Tanya Evi.

“Ya, ya, dia pelukis,” jawab saya. Mungkin sang penyair menatap lukisan pelukis Belanda itu. Merekam dalam ingatan. Lalu menumpahkannya kembali ke dalam ramuan kata-kata.

“Vincent Van Gogh bukan?” ucap Evi.

Sekali lagi saya mengangguk. Benar, Van Gogh yang itu. Pelukis yang malang. Seluruh lukisannya terkenal, menjadi mahakarya, justru ketika ia mati. Ironinya, semasa pemuda ini hidup, tak seorang pun menghargai karyanya. Van Gogh memberontak dari aliran impresionisme. Ia memilih melukis dengan ekspresif. Orang-orang menganggapnya aneh, memandang sebelah mata. Laki-laki ini depresi. Mengakhiri hidupnya. Setelah Van Gogh meninggal, justru orang menoleh pada karyanya. Lalu meledak menjadi mahakarya.

“Ya ampun, jadi ia terkenal setelah ia mati? Setelah ia bunuh diri?” Patricia melongo.

Lagi-lagi saya mengangguk. Ironis ya.

“Masa kita harus bunuh diri dulu baru kemudian bisa terkenal?” ucapnya kemudian. Masih terheran-heran.

Kalimat Patricia berdengung di telinga. Seperti lebah. Masa kita harus bunuh diri dulu baru kemudian bisa terkenal? Lalu siapa yang akan menikmati hasilnya? Orang lain? Benar kata pepatah, banyak jalan menuju Roma. Maksud saya, sepertinya memang benar-benar banyak cara untuk menjadi terkenal. Dari yang ekstrem negatif sampai ekstrem positif. Tapi kalau benar-benar mencermati berita-berita di koran dan majalah, acara gosip dan hiburan di televisi, lebih banyak negatifnya.

Ada bintang film yang terkenal setelah berpose nyaris telanjang di sebuah film atau majalah. Si penyanyi itu terkenal setelah menjadi simpanan pengusaha. Pejabat itu naik pangkat setelah menendang rivalnya, membuat jebakan intrik dan politik.Konglomerat itu berhasil mencaplok sejumlah perusahaan kecil setelah sebelumnya mengintimidasi mereka. Rocker itu terkenal dengan aksi panggungnya setelah mencandu narkoba.Perempuan itu populer karena tak segan memamerkan bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Menjadikannya komoditas bergilir.

Daftar ini bisa panjang kalau diteruskan. Ya ya ya, mereka pun melakukan bunuh diri sebenarnya. Bunuh diri dalam arti yang bukan fisik. Bukan raga yang mati. Tapi jiwa, harga diri, nilai, moral, prinsip. Itulah yang mereka bunuh dalam diri mereka. Dikorbankan sebagai tumbal supaya diri mereka populer, diterima banyak orang, kaya raya, punya tahta. Sebenarnya kita sering melakukannya juga. Tidak percaya?

Ketika kita melontarkan kata-kata dan sikap yang melukai hati orang lain. Lalu kita enggan meminta maaf karena gengsi. Ketika kita bertengkar dengan orangtua. Ketika kita membohongi seseorang. Ketika kita mengkhianati kepercayaan seseorang yang dekat dengan kita. Ketika kita membalas dendam. Memaki orang. Kesal ketika dituduh melakukan sesuatu oleh bos, lalu membicarakannya di belakang. Enggan memaafkan.

Masih panjang juga daftarnya kalau diteruskan. Berapa kali kita membunuh suara nurani saat itu terjadi? Ketika kita mengutamakan ego? Sepertinya cuma manusia setengah dewa yang bisa menghindarinya, yang sudah tidak menghirup napas di bumi. Yang terbang di awan-awan.

Uhm... tapi seseorang bilang pada saya. Tak ada sesuatu yang mustahil. Apalagi setelah saya mengenal Dia. Ngomong-ngomong, sudah kenal Dia belum? Seorang laki-laki yang lahir di Betlehem, namanya Yesus. Setelah mengenalNya, kerinduanNya adalah kita menjadi serupa dengan Dia. Dia memberi kita kasih karunia, yang menyanggupkan kita serupa dengan Dia.

Tunggu, tunggu. Apa hubungannya terkenal dan menjadi serupa dengan Dia?

Sebagai orang Kristen, kita adalah garam dan terang kan? Terang, artinya kita bersinar di antara sekelompok orang. Ya, kita bisa terkenal, dikenal, tanpa harus “membunuh” nurani. Lalu menjadi zombie. Bukankah Yesus adalah jalannya?

Kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. - Roma 6 : 11-12

Yang seharusnya kita bunuh adalah “ego”. Um… ya-ya-ya. Ini berat. EGO. Penguasaan diri. Hufff.... Saya ingin menarik napas.

Ketika disalahkan atas sesuatu yang sebenarnya bukan salah kita, tapi mesti memaafkan. Mesti bersabar pada orang yang berkali-kali melakukan kesalahan. (Padahal ingin marah-marah!)

Ehm, yang ini daftarnya juga bisa panjang. Wah! Ini tak mudah, memang. Tapi hanya orang yang sanggup membunuh “ego”nya, yang hidupnya bisa berubah. Ketika kita mematikan ego satu demi satu, cahaya Kristus mulai bersinar dalam diri kita. Karakter kita yang berubah. Orang memandang kita berbeda. Saat itulah, Tuhan memahat sebuah mahakarya dalam diri kita. Sebuah lukisan kehidupan, yang terdiri atas kepingan-kepingan yang disatukan. Dan di pojok kanan bawah kanvas, ada guratan namanya: “From Jesus, with love.” Hmm... rasanya seperti dipeluk Tuhan. (NI/ www.indrigautama.org)

Sedikit Air dan Roti

Menurut Anda, apa yang kita butuhkan untuk kelangsungan hidup? Apa daftar hal paling esensi untuk kelangsungan hidup kita? Hal apa yang paling mendasar?


Mungkin sebuah rumah. Paling sedikit, sebuah rumah dengan satu kamar dan kamar mandi; itu sudah cukup. Bagaimana dengan dapur? Ya, mungkin dapur yang kecil. Kulkas? Sulit untuk hidup tanpanya! Mungkin kita butuh air ledeng - setidaknya ada pasokan air. Bagaimana dengan listrik? Sangat dibutuhkan. Bagaimana dengan televisi? Ya, kita perlu tahu apa yang sedang terjadi di dunia.  Bagaimana dengan kendaraan? Ya, sebuah mobil kecil - atau mungkin sepeda motor atau setidaknya sepeda. Bagaimana dengan pakaian? Kita sedang berbicara tentang kebutuhan mendasar, bukan apa yang kita ingini.

Coba renungkan dengan seksama, apa yang kita butuhkan untuk kelangsungan hidup? Daftar di atas agak minim. Tapi, apakah kita sebetulnya membutuhkan semua itu?

Sebenarnya tidak. Jutaan orang di dunia ini hidup dan mati di jalanan di New York, Rio, Mumbai, kota Meksiko; dan di banyak tempat mereka tinggal di dalam kardus, di bawah jembatan dan di saluran air bawah tanah. Banyak orang yang bisa bertahan hidup tanpa semua yang kita daftarkan tadi.

Kita juga, sebenarnya, bisa hidup tanpa semuanya itu. Hanya dua hal yang mutlak kita butuhkan: secangkir air dan sepotong roti (atau sedikit nasi).

Beberapa waktu lalu, saya bersama beberapa saudara dari Gospel for Asia sedang berpergian dengan mobil di India. Saya melihat sesuatu yang aneh di dalam selokan di tepi jalan, ada seorang pria yang terlantar di situ tanpa bergerak.

Saya bertanya kepada sopir apakah orang itu sudah mati. Tapi supir berkata, "Pria itu sudah terlantar di sana selama enam hari."

"Apa?" seru saya. "Apa yang terjadi?"

"Dia seorang pengemis tua yang telah lama hidup di jalanan. Enam hari yang lalu, dia ditabrak mobil dan kakinya patah. Tidak ada orang yang mau membantunya. Tapi seorang wanita tua datang setiap hari dan memberinya sedikit nasi dan air."

Saya terkejut. "Jika Yesus ada di sini apa yang akan dia lakukan?" tanya saya.

Semua yang ada di dalam mobil terdiam.

Saat kami tiba ke tempat tujuan, saya menyarankan agar kami ke kantor polisi dan meminta izin untuk menjemput orang tua itu dan mengantarnya ke rumah sakit. Izin diberikan dan beberapa dari kami kembali lagi untuk menjemputnya.

Di rumah sakit, saat suster menanggalkan pakaianya untuk memandikannya, namun dia terus memukul para suster itu. Dia mencengkeram erat pakaiannya. Akhirnya seorang suster menemukan koin satu rupee terikat di hujung kainnya. Rupa-rupanya, dia takut kehilangan uang koinnya yang satu-satu. Setelah koin itu diberikan padanya, dia menjadi tenang .

Saya sempat beberapa kali ke rumah sakit untuk mengunjunginya dan berdoa bersama dia. Namanya Kuttappan, usianya 75 tahun dan dia sudah lama tinggal di jalanan. Dia tidak memiliki kerabat, istri maupun anak. Pertanyaan di benak saya adalah, "Apakah Kuttapan bisa bertahan hidup selama 75 tahun tanpa daftar barang-barang penting kita tadi?" Ya, dia terbaring tanpa bergerak di dalam selokan di tepi jalan dan bertahan hidup hanya dengan sedikit nasi dan secangkir air yang diberikan oleh seorang wanita tua.

Kita juga dapat hidup dengan sangat sedikit. Sebenarnya, kita tidak membutuhkan daftar panjang barang-barang untuk bisa hidup.Yang kita butuhkan sebenarnya hanya sedikit roti dan air.  Tidak ada yang lebih penting dari air dan makanan untuk bisa bertahan hidup secara jasmani. Kita bisa kehilangan segala sesuatu, tapi kita masih membutuhkan air dan roti.

Namun di Yohanes 4, Tuhan Yesus memberitahu kita bahwa ada hal yang bahkan lebih penting dari roti dan air. Apakah hal itu? Bagi Yesus, air dan roti tidak penting sama sekali apabila ada orang yang akan hidup dan mati tanpa mengenal kasih Bapa. Yang memberi-Nya kekuatan adalah makanannya, yakni: melakukan kehendak Dia yang mengutusnya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (ayat 34). Itulah yang dilakukannya di tepi sumur saat bertemu dengan wanita Samaria itu. Yesus kenyang hanya dengan melakukan kehendak Bapanya, tidak dikatakan di sana bahwa Yesus makan setelah dia selesai memberitakan Injil kepada wanita Samaria itu.

Sebagai manusia yang masih hidhup dalam darah dan daging, kita memusatkan perhatian pada apa yang ada sekarang - pakaian, rumah, pendidikan, karir, rekening bank, mobil, dan sebagainya. Namun, Yesus memanggil kita untuk mengangkat mata kita dan melihat pada apa yang dilihat-Nya, untuk merasakan keadaan mendesak yang Dia rasakan, untuk membagi hati-Nya agar mulai menuai sebelum tuaian itu hilang untuk selama-lamanya. Tuaiannya jauh lebih penting dari hal yang menurut kita sangat penting untuk kelangsungan hidup kita - roti dan air dan daftar panjang yang kita anggap sangat penting itu.

Hal yang paling mendasar untuk kita bisa hidup secara jasmanilah hanyalah sedikit roti dan air. Dan hal yang paling mendasar agar kita bisa hidup secara rohani menurut Yesus di Yohanes 4 adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan  yang diamanatkan-Nya kepada kita di ayat 35.

"Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai".

Sebuah Momentum untuk Api yang Tak Akan Padam (Liputan Youth Camp: Desciple On Fire)

 
“FIRE!!!”

Ketika mendengar teriakan tersebut dari salah satu panitia, sekitar 40 orang anak muda dengan kompak berdiri lalu menyanyikan sebuah lagu:

“Roh Kudus membakarku,
Menyala layani Tuhan
Menjadi murid Kristus yang sejati
Murid yang radikal
Murid Kristus, bukan iblis”

Itulah lirik “lagu kebangsaan” Youth GBI Kristus Pencipta yang dikumandangkan saat camp pada tanggal 15-17 Mei 2011 di Claket, Pacet. Lirik di atas menggambarkan tujuan dari diadakannya camp ini, yaitu untuk membakar kembali semangat para pelayan Youth dalam melayani Tuhan dan menjadi murid Kristus yang sejati. Tema camp “Desciple on Fire” pun terasa sangat kuat selama tiga hari camp brlangsung. Bagaimana tidak, dari satu sesi ke sesi yang lain, hadirat Tuhan benar-benar kuat melawat peserta, baik lewat pujian maupun Firman Tuhan yang disampaikan. 

Selain sesi Firman Tuhan, camp kali ini juga dilengkapi dengan permainan yang lucu, Jurit “Mendadak Bangun” alias “Jurit Dini Hari”, serta outbond yang seru. Setiap acara yang ada dalam camp ini benar-benar telah dirancang sedemikian rupa agar bisa menyampaikan semangat utama dari camp ini. Instruksi dan peraturan yang dibuat oleh panitia bagi para peserta  tidak ada yang iseng, semua memiliki maksud tertentu.

Setelah permainan mirip tokoh terkenal yang mengundang banyak tawa, acara dilanjutkan dengan sesi pertama dan kedua. Jeffry  Theresna selaku pembicara menyampaikan kebenaran tentang “Haus dan Lapar Akan Tuhan” (God Encounter) serta “Hidup Dalam Komunitas”.  Lewat sesi  pertama, para peserta diperbaharui pola pikirnya mengenai haus dan lapar akan Tuhan, bahwa jika kita haus dan lapar akan Tuhan, maka cara kita untuk mencari Tuhan pasti berbeda. Sesi kedua membawa para peserta untuk berkomitmen kembali pada komsel mereka. Karena komsel merupakan gaya hidup Allah yang harus kita hidupi.


Hari kedua acara dimulai dengan Jurit Dini Hari pada pukul tiga pagi. Para peserta dibangunkan tiba-tiba tanpa pemberitahuan, lalu secara berkelompok (telah ditentukan sebelumnya) menjalani rute-rute yang seru. Pagi menjelang siang, acara dilanjutkan dengan pengajaran yang dibawakan Penatua kita tercinta, Hanna Ongkosoetrisno mengenai “Menjadi Murid Kristus Yang Radikal.”  Sesi ini menyatakan supaya kita sebagai murid Kristus harus “hineni”, siap dan taat meresponi panggilan Tuhan seperti apa yang telah diteladankan oleh Abraham dan Musa ketika mereka dipanggil Tuhan.

Berikutnya acara dilanjutkan dengan outbond yang tak terlupakan. Dibagi menjadi dua grup besar, para peserta dan panitia mengarungi hutan lindung Perhutani untuk mengikuti permainan yang telah disiapkan oleh tim outbond. Medan yang berat dan hujan yang turun tidak menyurutkan semangat peserta untuk menyelesaikan outbond hingga akhir. Dalam outbond, para peserta diajarkan untuk kompak dan saling percaya antar anggota tim. Hari kedua ditutup dengan acara fellowship dan api unggun. Api unggun dilengkapi dengan kesaksian para peserta yang mengalami perubahan dalam camp.


Hari terakhir dimulai dengan saat teduh bersama yang dipimpin oleh rekan kita, Bp. Ferry Wirawan mengenai “Berbuat Baik”. Dua sesi terakhir “Penginjilan” dan “Pemuridan”disampaikan oleh Bp. Donny Tompunu. Sesi tersebut memberikan wawasan kepada para peserta bahwa menginjil dan memuridkan itu sebenarnya sederhana kalau kita mengaplikasikan dengan benar.

Meskipun camp Disciple on Fire telah berakhir, namun api yang telah dikobarkan harus terus dijaga supaya tidak padam, melalui tindakan nyata setiap hari. FIRE!!!!!!(jak)